Penebaran benih adalah salah satu faktor yang menjadi kunci
keberhasilan dalam usaha ternak dan budidaya lele. Kita semua tahu bahwa
lele yang ditebarkan secara tidak benar akan mudah stres, sehingga
lebih mudah terserang penyakit dan akhirnya mati.
Oleh karena itu, selain memperhatikan kualitas air kolam, kita juga harus memperhatikan secara betul proses penebaran benih lele kita, agar lele yang kita tebar memiliki kondisi tubuh yang fit, yang pada akhirnya meningkatkan tingkat keberlangsungan hidup lele kita (survival rate) dan memaksimalkan keuntungan kita dalam usaha ternak dan budidaya lele ini.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses penebaran benih lele adalah kualitas air kolam, ketinggian air kolam, proses adaptasi benih lele dengan kolam baru, dan waktu yang sesuai untuk menebarkan benih lele. Di bawah ini kami memberikan daftar yang mencakup keseluruhan faktor tersebut untuk proses pembenihan lele yang benar dan minim kematian.
1. Kedalaman Air Kolam 30 – 40 cm.
Kedalaman yang terlalu rendah akan mengakibatkan populasi ikan per meter persegi overcrowded, selain itu, lele merupakan ikan yang tidak terlalu cocok dengan panas sinar matahari langsung, oleh karena itu kedalaman air kolam yang terlalu rendah tidak memberikan ikan lele tempat ‘bersembunyi’ yang cukup dari sinar matahari.
2. Air Kolam Memiliki Pakan Alami (Plankton)
Sebelum dimasukkan, air kolam yang baik berwarna hijau muda jernih (bukan hijau muda pekat). Jika anda menggunakan kolam terpal, anda bisa memunculkan plankton sebagai pakan alami lele dengan cara menambahkan sedikit lumpur sawah dan kotoran kambing dalam air kolam sebelum memasukkan benih. Setelah didiamkan dua hari, air kolam akan menjadi berwarna agak kehijauan (tidak jernih sekali). Hal tersebut merupakan ciri kolam yang telah berisi plankton yang dapat digunakan oleh benih lele sebagai sumber pakannya.
3. Mengadaptasi Benih Lele dengan Kolam Baru
Benih lele yang baru saja dibeli dan ditransportasikan tidak boleh langsung ditebar begitu saja ke dalam kolam. Mereka telah menempuh perjalanan jauh yang berguncang-guncang, benih lele ada dalam keadaan stres dan kolam milik kita tentu saja memiliki suhu dan pH yang berbeda dengan kolam tempat kita membeli lele.
Meski lele pada usia benih tergolong kuat dibanding pada usia lainnya, ada baiknya jika kita mengadaptasikan terlebih dahulu benih lele tersebut. Cara mengadaptasikannya adalah sebagai berikut:
Ini merupakan cara tambahan (opsional) yang dapat anda lakukan sebelum anda menebarkan bibit lele anda. Yakni dengan cara merendam bibit atau benih lele dalam larutan antibiotik selama 15 menit. Larutan antibiotik tersebut dapat berupa OTC, tetrasiklin, dan supertetra sebanyak 1 sendok teh/10 liter air. Guna dari antibiotik ini adalah untuk mengantisipasi penyakit yang melekat pada kulit lele, dan memastikan bakteri tidak masuk pada luka di kulit lele yang mungkin terjadi akibat gesekan antar lele. Biasanya penjual bibit lele sudah menambahkan antibiotik ini pada benih lele yang anda beli.
Oleh karena itu, selain memperhatikan kualitas air kolam, kita juga harus memperhatikan secara betul proses penebaran benih lele kita, agar lele yang kita tebar memiliki kondisi tubuh yang fit, yang pada akhirnya meningkatkan tingkat keberlangsungan hidup lele kita (survival rate) dan memaksimalkan keuntungan kita dalam usaha ternak dan budidaya lele ini.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses penebaran benih lele adalah kualitas air kolam, ketinggian air kolam, proses adaptasi benih lele dengan kolam baru, dan waktu yang sesuai untuk menebarkan benih lele. Di bawah ini kami memberikan daftar yang mencakup keseluruhan faktor tersebut untuk proses pembenihan lele yang benar dan minim kematian.
1. Kedalaman Air Kolam 30 – 40 cm.
Kedalaman yang terlalu rendah akan mengakibatkan populasi ikan per meter persegi overcrowded, selain itu, lele merupakan ikan yang tidak terlalu cocok dengan panas sinar matahari langsung, oleh karena itu kedalaman air kolam yang terlalu rendah tidak memberikan ikan lele tempat ‘bersembunyi’ yang cukup dari sinar matahari.
2. Air Kolam Memiliki Pakan Alami (Plankton)
Sebelum dimasukkan, air kolam yang baik berwarna hijau muda jernih (bukan hijau muda pekat). Jika anda menggunakan kolam terpal, anda bisa memunculkan plankton sebagai pakan alami lele dengan cara menambahkan sedikit lumpur sawah dan kotoran kambing dalam air kolam sebelum memasukkan benih. Setelah didiamkan dua hari, air kolam akan menjadi berwarna agak kehijauan (tidak jernih sekali). Hal tersebut merupakan ciri kolam yang telah berisi plankton yang dapat digunakan oleh benih lele sebagai sumber pakannya.
3. Mengadaptasi Benih Lele dengan Kolam Baru
Benih lele yang baru saja dibeli dan ditransportasikan tidak boleh langsung ditebar begitu saja ke dalam kolam. Mereka telah menempuh perjalanan jauh yang berguncang-guncang, benih lele ada dalam keadaan stres dan kolam milik kita tentu saja memiliki suhu dan pH yang berbeda dengan kolam tempat kita membeli lele.
Meski lele pada usia benih tergolong kuat dibanding pada usia lainnya, ada baiknya jika kita mengadaptasikan terlebih dahulu benih lele tersebut. Cara mengadaptasikannya adalah sebagai berikut:
- Apungkan ember/jerigen/drum/plastik tempat kita mewadahi bibit lele yang kita beli di atas kolam yang akan kita tebarkan. Hal ini dilakukan untuk membuat lele terbiasa dengan suhu kolam kita. Apungkan selama kira-kira 10 – 15 menit.
- Buka tutup wadah secara perlahan-lahan dan biarkan air kolam masuk sedikit demi sedikit. Miringkan wadah lele secara perlahan-lahan agar air di dalam wadah bertukar dengan air kolam, dan biarkan benih lele keluar dengan sendirinya.
- Jangan pernah melakukan proses penebaran secara langsung dan jangan pernah menebar benih lele pada siang hari. Penebaran hanya boleh dilakukan pada pagi dan sore hari, karena pada siang hari suhu air kolam terlalu panas sehingga dapat mengakibatkan benih lele stres ketika ditebarkan.
Ini merupakan cara tambahan (opsional) yang dapat anda lakukan sebelum anda menebarkan bibit lele anda. Yakni dengan cara merendam bibit atau benih lele dalam larutan antibiotik selama 15 menit. Larutan antibiotik tersebut dapat berupa OTC, tetrasiklin, dan supertetra sebanyak 1 sendok teh/10 liter air. Guna dari antibiotik ini adalah untuk mengantisipasi penyakit yang melekat pada kulit lele, dan memastikan bakteri tidak masuk pada luka di kulit lele yang mungkin terjadi akibat gesekan antar lele. Biasanya penjual bibit lele sudah menambahkan antibiotik ini pada benih lele yang anda beli.
No comments:
Post a Comment
dimohon komentar yang layak